Efektivitas Fortifikasi Pangan terhadap Kadar Hemoglobin pada Remaja: Tinjauan Sistematis dan Meta-Analisis

Latar Belakang: Anemia masih menjadi masalah global dengan hampir 2 miliar orang di dunia mengalami anemia pada tahun 2021. Populasi yang rentan mengalami anemia adalah remaja putri. Anemia banyak terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah. Fortifikasi pangan merupakan strategi penan...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Ulfatul Karomah, Ni Made Putri Kusuma Dewi, Likke Prawidya Putri
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Airlangga 2024-12-01
Series:Amerta Nutrition
Subjects:
Online Access:https://e-journal.unair.ac.id/AMNT/article/view/62894
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Latar Belakang: Anemia masih menjadi masalah global dengan hampir 2 miliar orang di dunia mengalami anemia pada tahun 2021. Populasi yang rentan mengalami anemia adalah remaja putri. Anemia banyak terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah. Fortifikasi pangan merupakan strategi penanggulangan anemia yang dinilai paling efektif, ekonomis, dan mampu menjangkau masyarakat luas. Tujuan: Menguji efektivitas berbagai bahan pangan yang difortifikasi zat besi (Fe) baik ditambahkan atau tidak dengan zat gizi mikro lain terhadap anemia pada remaja di negara berpendapatan rendah dan menengah. Metode: Penelitian ini mengacu pada protokol PRISMA dan kaidah PICO. Database yang digunakan adalah PubMed, Scopus, Science Direct, dan Cochrane. Partisipan penelitian adalah remaja berusia 10-18 tahun yang menerima intervensi makanan yang difortifikasi Fe. Pembandingnya adalah remaja yang diberikan makanan yang tidak difortifikasi atau plasebo. Luaran yang dilihat adalah kadar hemoglobin (Hb). Diskusi: Dari 482 studi yang diperoleh, sepuluh studi memenuhi syarat, dan delapan studi dilanjutkan ke meta-analisis. Hasil meta-analisis menunjukkan bahwa rata-rata perubahan Hb lebih tinggi pada kelompok intervensi dibandingkan kontrol. Namun variasi antar studi heterogen (I2=97%, p-value<0,01). Nilai beda rerata tertinggi adalah fortifikasi pada kecap kedelai dengan fortifikan 40 mg NaFeEDTA, nilai Standardized Mean Difference (SMD)=2,88 mg/dL, sedangkan yang terendah adalah fortifikasi pada beras dengan nilai SMD=0,01 mg/dL. Kesimpulan: Studi ini dapat menjadi referensi untuk membuat program intervensi fortifikasi berbasis bahan pangan untuk mencegah anemia pada remaja di negara berkembang dan negara berpenghasilan menengah ke atas.
ISSN:2580-1163
2580-9776