Hubungan Ketahanan Pangan, Pola Asuh, dan Tingkat Kecukupan Gizi dengan Kejadian Stunting Balita 6-59 Bulan di Puskesmas Dawe, Kabupaten Kudus

Latar Belakang: Masalah stunting masih menjadi fokus utama pemerintah Kabupaten Kudus, dengan prevalensi stunting di tahun 2023 sebesar 15,7%. Stunting dilatarbelakangi oleh faktor penyebab langsung dan tidak langsung seperti pola asuh, ketahanan pangan, dan asupan gizi. Meskipun wilayah Puskesmas D...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Tarisca Rahmatika, Dina Rahayuning Pangestuti, Alfi Fairuz Asna
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Airlangga 2024-12-01
Series:Amerta Nutrition
Subjects:
Online Access:https://e-journal.unair.ac.id/AMNT/article/view/63157
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Latar Belakang: Masalah stunting masih menjadi fokus utama pemerintah Kabupaten Kudus, dengan prevalensi stunting di tahun 2023 sebesar 15,7%. Stunting dilatarbelakangi oleh faktor penyebab langsung dan tidak langsung seperti pola asuh, ketahanan pangan, dan asupan gizi. Meskipun wilayah Puskesmas Dawe termasuk wilayah tahan pangan, namun kasus stunting di daerah tersebut menempati peringkat ke-3 tertinggi di Kabupaten Kudus. Tujuan: Menganalisis hubungan ketahanan pangan keluarga, tingkat konsumsi zat gizi, pola asuh dengan kejadian stunting balita di Puskesmas Dawe. Metode: Penelitian menerapkan desain cross-sectional. Sampel sejumlah 86 pasangan ibu dan balita 6-59 bulan di wilayah Puskesmas Dawe, dipilih secara purposive. Data stunting balita dan tinggi badan ibu diperoleh melalui pengukuran antropometri. Data karakteristik umum, pola asuh, dan ketahanan pangan keluarga didapatkan dengan wawancara menggunakan kuesioner, sedangkan data tingkat konsumsi zat gizi diperoleh dengan wawancara recall 2×24 jam dan kuesioner SQ-FFQ. Uji chi-square, fisher-exact test, dan uji regresi logistik berganda digunakan untuk melihat hubungan. Hasil: Hasil menunjukkan pola asuh ibu balita kategori baik (58,1%), keluarga tahan pangan (74,4%), tingkat kecukupan gizi balita pada energi (73,3%), zinc (91,9%), kalsium (57%), zat besi (54,7%), dan vitamin D (38,4%) cukup dan semua balita tercukupi pada protein dan vitamin A. Faktor pola asuh (p-value=0,004), ketahanan pangan (p-value=0,006), tingkat kecukupan energi (p-value<0,001) dan kalsium (p-value<0,001) berkorelasi dengan stunting. Uji multivariat menunjukkan tingkat kecukupan energi (OR=7,7; p-value=0,003), kalsium (OR=5,2; p-value=0,007), dan pola asuh (OR=5,3; p-value=0,006) merupakan faktor dominan terhadap stunting. Kesimpulan: Faktor dominan yang mempengaruhi kejadian stunting balita adalah tingkat kecukupan gizi (energi, kalsium) dan pola asuh.
ISSN:2580-1163
2580-9776